Perlakuan tidak menyenangkan diterima Anggota Komisi VII DPR Mukhtar Tompo. Dia dibentak Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Chappy Hakim.
Kejadian tersebut terjadi usai rapat dengar pendapat umum (RDPU) sekitar pukul 15.10 WIB di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/2). "Pas rapat ditutup, ketok palu, saya mau jabat tangan, langsung dia tampik," ulas Mukhtar saat ditemui awak media.
Mukhtar mengaku Chappy langsung melayangkan nada tinggi seraya menunjuk dadanya dengan keras. "Ditunjuk di dada. Dia bilang kau jangan macam-macam. Mana yang kau bilang tidak konsisten. Saya ini orang konsisten," ulas.
Setelah membentak politikus Partai Hanura itu, Chappy langsung meninggalkan tempat. Mukhtar mengaku terdiam dan tidak mengerti mengapa Chappy bisa semarah itu kepadanya.
Hanya saja dalam RDPU bersama PT Freeport tadi, dia mengkritik inkonsistensi terkait pembangunan smelter. Sebab, perusahaan itu mengatakan bahwa pembangunan sudah 50 persen. Sementara PT Gresik menyebut baru rampung 1 persen. "Saya menyarankan ke PT Freeport dalam menjawab kiranya bisa konsisten," sebut legislator asal Jeneponto itu.
Dia menegaskan, undang-undang tentang pertambangan mengamanatkan agar PT FI membangun smelter. Namun, tak kunjung direalisasikan dan jawaban Chappy selalu sama setiap kali rapat.
"Dan jawaban itu bagi saya jawaban politis dan sandiwara. Setiap jawaban menjelang akhir waktu, dia janji lagi kita akan bangun smelter," kritiknya.
Karenanya dia memandang aneh sikap Chappy jikalau tersinggung akan pernyataan tersebut. Sebab, anggota DPR memiliki hak bertanya dan menyampaikan pendapat pada setiap rapat bersama mitranya.
"Mungkin saja Pak Chappy ada masalah. Fisiknya di rapat, tapi pikirannya di tempat lain," pungkas Mukhtar. [jpc]