Faizal Assegaf, Ketua Progres 98
Usai diperiksa Polda Metro Jaya, Habib Rizieq Syihab (HRS) secara lantang menyerukan umat Islam bersatu: “Bongkar kasus BLBI, semua yang terlibat harus diusut!”
Tentang kejahatan R&D BLBI oleh Presiden Megawati yang telah merugikan negara ratusan triliun. Pelakunya adalah konglomerat aseng yang diduga berada di balik oknum penista agama alias Ahok. Aliran uang haram ini juga disinyalir masuk ke pundi-pundi misionaris.
Sejak HRS melontarkan desakan penuntasan kasus BLBI, spontan membuat Megawati dan para elite PDIP dihantui ketakutan luar biasa. Termasuk ihwal Pidato Megawati soal pelecehan ajaran Islam yang kini sedang berproses di Mabes Polri.
Inilah babak baru perjuangan FPI bangkit bersama rakyat menuntut keadilan. Tindakan yang cerdas melawan PDIP yang memiliki kerjasama strategis dengan Partai Komunis Cina.
Sebelum HRS melempar bola panas BLBI, sejumlah elite PDIP dengan angkuh mendesak FPI dibubarkan. Mereka menuding HRS dan FPI radikalis, intoleran anti kemajemukan dan sebagainya. Fitnah yang sangat keji dan melukai hati umat Islam.
Bahkan politisi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bersikap sinis terhadap HRS dan FPI. Hasto lupa, tindakan mengusik FPI jelas akan berhadapan dengan ulama dan jutaan umat Islam.
Tingkah Hasto serupa dengan Uskup Belo, salah satu aktor penting dalam gerakan separatis Timor-Timur atau kini dikenal Republik Demokratik Timor Leste.
Uskup Belo terkenal ekstrim, radikal, intoleran dan anti Islam. Belo secara licik memanfaatkan jaringan gereja untuk menghasut rakyat berontak melepas Timor-Timur dari wilayah NKRI. Tindakan yang kini juga dilakukan oleh sejumlah oknum pastur di Papua.
Di masa Orde Baru, Uskub Belo memiliki hubungan mesra di balik layar dengan Panglima ABRI (TNI) Jenderal LB Moerdani yang kebetulan beragama Katolik.
Pemufakatan LB Moerdani dan Uskup Belo tertutup rapi. Setelah Soeharto lengser, baru terungkap keterlibatan misi gereja mensponsori lepasnya Timor-Timur dari NKRI.
Kompas atau sering dijuluki “Komando Pastur” tidak pernah menyebut Uskup Belo sebagai pengkhianat Pancasila, intoleran, anti kemajemukan, separatis dan ekstrimis. Justru di mata Kompas, Belo dipuja-puji sebagai pahlawan anti Islam dan NKRI.
Sebaliknya, corong Katolik dan aseng tersebut bertahun-tahun gencar menyudutkan FPI, HTI, MUI dan khususnya HRS dengan aneka fitnah secara keji. Seolah bernafsu ingin menyulut konflik horizontal dengan umat Islam.
Hei Hasto dan Kompas, berhentilah bersikap hipokrit. Klaim kalian sebagai pembela setia Pancasila adalah, omong kosong!
Stop mengusik ulama dan umat Islam! Ingat fakta sejatinya tokoh radikalis, intoleran, anti Pancasila dan pengkhianat NKRI berjubah agama adalah Uskup Belo.
Faizal Assegaf
Ketua Progres 98#