Aksi 112 yang direncanakan berlangsung pada tanggal 11 Februari ini dilarang keras oleh kepolisian. Pasalnya, kegiatan yang digagas Forum Umat Islam itu dianggap mengganggu masa tenang jelang pencoblosan tanggal 15 Februari ini.
Polda Metro Jaya selaku pihak yang bertanggungjawab atas keamanan ibukota telah berkoordinasi dengan kepolisian daerah sekitar dan sejumlah ormas agar sama-sama mengimbau warga tak ikut aksi itu. Dari komunikasi yang ada, sejumlah ormas ada yang setuju aksi itu ditiadakan.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Mochammad Iriawan menerangkan, ormas Front Pembela Islam yang diimami Habib Rizieq Shihab sepakat untuk tak ikut aksi itu. "Rizieq sudah sepakat untuk mengubah longmarch menjadi kegiatan keagamaan," kata dia, Kamis (9/2).
Mantan Kadiv Propam Polri ini juga berterimakasih kepada FPI yang sepakat tak akan turun ke jalan. Dan diharapkan ormas lainnya bisa sepaham dengan FPI. "Terimakasih FPI yang enggak turun ke jalan. Kita akan atur jangan berkelompok," sambung dia.
Meski begitu, Iriawan yang juga mantan Kapolda Jawa Barat ini berkata masih ada sejumlah ormas atau kelompok yang belum sepakat untuk tidak ikut aksi 112 itu. "Memang ada yang sepakat, tapi ada juga yang belum," tambahnya.
Kembali Iriawan menegaskan, mereka tak melarang adanya kegiatan doa. Tapi bila aksinya berlanjut hingga longmarch, maka itu yang dilarang.
"Kalau hanya berdoa dan mengaji enggak apa-apa, silahkan saja enggak ada larangan. Tapi jangan dilakukan longmarch karena kalau jalan beramai gitu malah memicu nanti menerikan yel-yel," beber dia. [jpc]