JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan menanggapi pernyataan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang menyebut ada indikasi kebangkitan PKI kepada polisi. Namun, menurut Iriawan, pernyataan Habib Rizieq tersebut terkesan mengada-ada.
"Domainnya susah jawab itu, karena faktanya kan enggak ada, sudah enggak ada PKI di dunia," ujar Iriawan kepada wartawan, Selasa (24/1).
Iriawan menuturkan, tak mungkin PKI bisa bangkit lagi lantaran sudah diberangus pemerintah lebih dari 50 tahun lalu. Karena itu, kata dia, tak ada yang perlu dikhawatirkan masyarakat.
"Bagaimana bisa bangkit kita tahu juga embrio kalau ada tuh. Itu kan dibuat-buat saja seperti uang itu kan sudah lama dari tahun 2001 sudah ada sistem itu," kata mantan kapolda Jawa Barat tersebut.
Iriawan pun mempertanyakan kenapa Habib Rizieq baru memunculkan isu PKI tersebut saat ini. "Terus, kenapa baru sekarang (Habib Rizieq) ngangkatnya?," kata Iriawan.
Terkait kasus pernyataan Habib Rizieq tentang uang kertas baru berlogo palu arit, Iriawan sendiri memastikan lembar pengamanan dalam mata uang tersebut tidak berlambang palu arit. "Itu sudah dibuktikan dari keterangan saksi ahli Bank Indonesia," katanya.
Seperti diketahui, setelah menjalani pemeriksaan kasus uang 'palu arit' di Mapolda Metro Jaya, Senin (23/1) lalu, dalam orasinya Habib Rizieq sempat meminta polisi dan masyarakat untuk waspada akan kebangkitan PKI. Habib Rizieq menyebut indikasi itu sudah ada, salah satunya melalui mata uang baru yang dianggap berlogo lambang PKI tersebut.
Pernyataan Kapolda Metro Jaya tersebut bertentangan dengan pernyataan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, saat menggelar acara pertemuan dengan persatuan purnawirawan TNI AD serta Organisasi Masyarakat anti-Partai Komunis Indonesia (PKI) di Balai Kartini, Jakarta.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menggelar acara pertemuan dengan persatuan purnawirawan TNI-AD serta Organisasi Masyarakat anti Partai Komunis Indonesia (PKI) di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (13/5/2016)
Acara tersebut digelar terkait dengan isu propaganda yang muncul mengenai kebangkitan PKI.
Munculnya isu tersebut mengacu adanya sejumlah kegiatan yang mengandung unsur gerakan komunis
Dalam silaturahmi yang dihadiri tokoh-tokoh islam tersebut, Menhan Ryamizard menjelaskan pertemuan tersebut penting. Kata dia, sebagai komponen bangsa harus selalu waspada terhadap bahaya komunis.
"Sebagai komponen bangsa yang setia kepada negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UU 1945, harus senantiasa waspada terhadap bahaya laten komunis yang dimotori Partai Komunis Indonesia," ujar Ryamizard di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Jumat (13/5/2016).
Ryamizard juga mengatakan, dulu tidak terdengar bahaya laten komunis, namun kini isu tersebut muncul kembali.
"Dulu sering sekali kita dengar bahaya laten ditertawakan, nggak ada itu bahaya laten, kemudian komunis sudah tidak ada lagi, tapi disebut-sebut sekarang muncul," imbuhnya. Ia pun mencurigai pihak yang menganggap PKI tidak ada dan menduga mereka yang beranggapan seperti itu adalah seorang komunis.
"Jadi, kita patut curigai itu yang bilang nggak ada (PKI), mungkin dia yang komunisme," jelasnya.
Sebelumnya, Dugaan bangkitnya PKI beberapa waktu menjadi polemik di kalangan tokoh politik hingga masyarakat.
Tudingan tersebut muncul terkait adanya kegiatan diskusi, pemutaran film, serta penerbitan buku.
Adanya kegiatan-kegiatan tersebut diduga akan memberi pengaruh negatif dalam upaya penyelesaian tragedi 1965 yang dilakukan pemerintah RI.
Sumber [Republika, Tribunnews]