Pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebut tidak akan mendukung salah satu pasangan calon dalam Pilgub DKI hanya sebatas lips service.
Begitu kata Koordinator Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3I) Tom Pasaribu sebagaimana diberitakan RMOLJakarta, Senin (20/2).
"Pernyataan Presiden Jokowi yang mengatakan tidak terlibat dukung-mendukung dalam Pilgub DKI Jakarta hanya sebuah ketidakjujuran yang menyakiti masyarakat," ujarnya seperti diberitakan RMOLJakarta.
Menurut Tom, keberpihakan Jokowi ke pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat sangat mencolok.
Salah satu indikasinya, pemerintah tidak memberhentikan sementara Ahok dari jabatan gubernur meski sudah menyandang status terdakwa dalam kasus dugaan penistaan agama.
"Padahal, amanat Pasal 83 UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, setiap kepala daerah yang berstatus terdakwa harus diberhentikan sementara," sambungnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa Presiden Jokowi saat dilantik telah bersumpah akan menjalankan UU dan peraturan yang berlaku. [Mediaislam.org/rmol]
