‘Kami Lapar’

Halqohnews
By -
0
"Nyari duit susah, metune gampang, rego-rego diundakne" (mencari uang susah, keluarnya mudah, harga-harga dinaikkan) begitulah gumam dan kasak-kusuk sehari-hari masyarakat di sekitar penulis. Saya, Anda merasakan hal yang sama kan? Inilah realitas.

Realitas Indonesia dan dunia hari ini menderita di bawah cengkraman bandit kapitalis yang mengendalikan pusat-pusat kolonialisme. Banyaknya pajak yang dikenakan atas masyarakat pada hari ini adalah merupakan suatu penindasan yang berat. Masyarakat seluruh dunia didera kesempitandan kesulitan yang harus bekerja siang dan malam untuk menyisihkan kekayaan mereka untuk para "bandit" keuangan keuangan Paman Sam, yang hanya memiliki kosakata manipulasi, intimidasi dan teror. Manipulasi oleh AS atas kebijakan fiskal akan menyebabkan bencana keuangan bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia dan lain-lain. Kebijakan keuangan AS dengan menarik modal dari pasar uang untuk membiayai utang, akan mengakibatkan terjadinya penarikan dana para investor pada pasar uang negara-negara berkembang ini akan mendorong pemerintah Indonesia, dan di negara-negara lain, untuk menaikkan suku bunga dalam upaya mempertahankan modal. Kondisi ini artinya akan meningkatkan biaya utang dalam negeri, atau terkena dampak tekanan spekulan mata uang lokal yang akan menghasilkan krisis keuangan.

Kita dalam krisis, dan krisis masih tetap ada dan bahwa perekonomian belum berjalan secara wajar, seolah-olah perekonomian bernafas dengan pernafasan buatan. Indonesia telah dijangkiti kapitalisme, kini berjuang mengatasi problem dirinya sendiri. Inilah kapitalisme, yang kuatlah yang bisa bertahan. Indonesia lemah? pasti 'dimakan'. Korporasi-korporasi yang tidak mampu bekerja 'digugurkan' dan digantikan oleh korporasi lainnya yang bisa bekerja. Sehingga tidak tersisa di pasar kecuali korporasi-korporasi yang mampu bersaing. Akibatnya kemiskinan dan kelaparan melanda miliaran orang. Kekayaan rakyat tidak bisa didistribusikan secara total dan adil sampai ke masyarakat. Sebaliknya segelintir pemilik modal mengangkangi sebagian besar kekayaan. Inilah realitasnya.




Para pemimpin dunia yang saat ini gagal untuk memecahkan krisis multidimensi yang berkepanjangan, semestinya mengambil Islam untuk menyelesaikan masalah ini. Satu-satunya jalan keluar dari penderitaan ekonomi ini untuk umat manusia adalah dengan mencari tempat perlindungan dalam sistem Islam yang didasarkan pada sistem emas dan perak, dan mencegah spekulasi keuangan, serta mencegah semua jenis riba, sehingga mampu menghindari siklus pertumbuhan dan krisis (boom bust cycle economy). Karena itu kepada umat Islam hendaknya paham bahwa pertumbuhan ekonomi dan kehidupan yang adil tidak mungkin terealisasi kecuali dalam solusi ideologis yang benar. Hal itu adalah dengan melanjutkan kehidupan Islam.




Oleh:Umar syarifudin (pengamat politik internasional)

























You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our polices, terms and conditions.




If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
































































Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)