By : Cinta Quran
Di antara sifat ‘iffah (menjaga kehormatan diri) adalah sifat ‘iffah terkait dengan harta. Ketika sifat ‘iffah sudah hilang pada diri seorang Muslim, cinta harta bisa menguasai kalbunya. Jangankan meminta-minta kepada orang lain, bahkan merampas harta orang lain pun akan mudah dilakukan. Jangankan terhadap harta syubhat, harta haram pun bisa saja diembat. Banyaknya kasus korupsi, suap-menyuap, melakukan transaksi ribawi dengan aneka jenisnya, dsb biasanya dimulai dengan hilangnya sifat ‘iffah ini. Padahal secara tersirat Allah SWT memerintahkan kita untuk memelihara ‘iffah terkait harta, sebagaimana firman-Nya: Orang yang tidak tahu menyangka mereka (kaum fakir) itu berkecukupan hanya karena mereka memelihara ‘iffah (menahan diri dari meminta-minta kepada manusia) (TQS al-Baqarah [2]: 273).
Rasulullah saw. juga bersabda, “Sesungguhnya siapa saja yang menahan diri dari meminta-minta (kepada manusia), Allah pasti akan memelihara (kehormatan) dirinya…Siapa saja yang merasa cukup dengan (karunia) Allah (sehingga tidak meminta-minta kepada manusia) maka Allah akan memberi dia kecukupan. Tidaklah kalian akan diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR al-Bukhari dan Muslim 1053) (Fath al-Bâri, 11/309).
Rasulullah saw. juga bersabda, “Harta yang mendatangi kamu dalam keadaan kamu tidak berambisi terhadap harta itu dan tidak pula memintanya, ambillah. Adapun harta yang tidak datang kepada kamu, janganlah engkau menggantungkan jiwamu pada harta tersebut.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Karena itu Rasulullah saw. mengajari kita doa sebagai berikut:
“AlLâhumma innî as’aluka al-hudâ wa at-tuqâ wa al-‘afâf wa al-ghinâ (Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, ‘iffah dan kecukupan).” (HR Muslim).