memahami sikap politik mereka yang mengkritik klarifikasi blunder "perusahaan" terkait aksi Bela Islam 212

Tren Opini
By -
0
Bismillah, ana berikan logika mudah, untuk memahami sikap politik mereka yang mengkritik klarifikasi blunder "perusahaan" terkait aksi Bela Islam 212:

Kalau ana punya perusahaan roti yang lalu ramai dijual gratisan dalam perayaan hari raya agama kufur, sehingga dianggap mendukung kegiatan perayaan kufur tersebut, maka bagi ana yang menganggap perayaan agama kufur tersebut bertentangan dengan akidah dan syari'ah Islam, maka secepatnya akan menuliskan klarifikasi:
  1. Senantiasa berkomitmen menjaga akidah Islam, dan kemurnian syari'at Islam.
  2. Tidak terlibat dalam semua kegiatan perayaan agama kufur. Kemunculan informasi mengenai pembagian produknya secara gratis oleh penjual keliling, merupakan kejadian yang berada diluar kebijakan dan tanpa seijin perusahaan kami.

Di akhir pernyataannya, akan ditegaskan kembali:
Demikian informasi ini kami sampaikan agar tidak terjadi kesalahpahaman diberbagai pihak. Perusahaan kami berkomitmen untuk selalu menjaga kemurnian akidah Islam dan syari'atnya, serta tidak terlibat dalam semua aktivitas perayaan agama kufur.

Sehingga jelas bagi kami, dua poin klarifikasi perusahaan ybs dan kesimpulan akhirnya yang mengundang kontroversi. Yang semacam ini, dipahami betul dengan sensitivitas perasaan Islami, bukan "baper". Kita punya perasaan karena manusia, dan punya perasaan Islam karena kita muslim, Allah al-Musta'an.

Ybs menyatakan tidak terlibat politik, namun pada saat yang sama menyatakan secara sharih mendukung politik? Mendukung ini dan itu dalam konteks isu politik merupakan dukungan terhadap politik, tapi politik apa? Itu pembahasan lebih lanjut.

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)